Categories
Intermezzo

Perempuan-perempuan Menginspirasi

Tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Peringatan ini merupakan perayaan atas pencapaian wanita secara global dan seruan kesetaraan gender.

Perayaan ini dimulai sekitar tahun 1909 sebagai Hari Perempuan Nasional di Amerika Serikat. Pada waktu itu para buruh wanita memprotes kondisi kerja mereka yang dianggap tak setara dengan pekerja pria. Pada tahun 1917, barulah ditetapkan Hari Perempuan Internasional dan dirayakan di seluruh dunia. Sejak saat itu, peran perempuan dalam berbagai bidang seakan tak dapat dibendung.

 Di era modern, perempuan berkarya dan terus memperjuangkan hak wanita dalam hal pendidikan, pekerjaan, hak berpendapat dan bebas dari kekerasan. Beberapa perempuan di dunia ini merupakan perempuan-perempuan modern yang telah mendedikasikan diri di berbagai bidang dan menjadi bukti bahwa perempuan dapat bersaing dengan pria. Inilah perempuan-perempuan hebat pilihan MyValue!

 Malala Yousafzai

 Usianya baru 15 tahun ketika ia ditembak oleh penembak Taliban dan mengenai bagian kepalanya sepulang sekolah. Ayah Malala Yousafzai adalah pemilik sekolah di Pakistan. Meski demikian, di bawah pemerintahan Taliban anak perempuan dilarang bersekolah dan belajar. Didorong oleh ayahnya yang melek pendidikan, Malala diam-diam menimba ilmu. Ia pun secara diam-diam menulis di blog BBC betapa mengerikan hidup di bawah pemerintahan Taliban. Ia juga menulis bahwa anak-anak perempuan dilarang berpendidikan oleh kelompok tersebut.

 Dia kemudian menjadi sorotan secara internasional ketika lolos dari percobaan pembunuhan oleh Taliban dan mendapatkan akses untuk mendapatkan pengobatan di Inggris. Sejak ia selamat dan pulih dari penembakan tersebut, dia lantang menyuarakan perlawanan terhadap kelompok tersebut. Dia mendesak agar perempuan diperbolehkan untuk memperoleh pendidikan. Pada 2014, dia meraih penghargaan Nobel Perdamaian atas perannya dalam menyuarakan hak anak dan hak perempuan.

Emma Watson

 Sukses memerankan Hermione Granger dan Belle, dua tokoh film yang punya karakter sebagai cewek pintar, baik hati, mandiri dan tak kenal takut, Emma Watson aktif mengkampanyekan hak perempuan. Tahun 2014, Emma ditunjuk menjadi duta wanita PBB dan berpidato tentang kesetaraan gender di markas besar PBB. Pidatonya bahkan membuat Malala Yousafzai kemudian mendeklarasikan diri sebagai pejuang hak wanita dalam kesetaraan gender. Sejak itu, Emma Watson aktif mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan di berbagai negara, terutama negara-negara tertinggal.

Meghan Markle

 Cantik, terkenal dan jadi istri pangeran. Siapa yang tak memimpikan kehidupan Meghan Markle yang seperti dongeng tersebut? Namun, sebelum menjadi Duchess of Sussex, ternyata ia telah menjadi aktivis yang memperjuangkan kesetaraan gender sejak usia 11 tahun. Saat itu ia tidak suka ketika ada teman laki-lakinya yang sedang melihat tagline iklan brand sabun cuci piring menjadikannya lelucon “Perempuan memang sudah seharusnya di dapur!”. Sesampai di rumah, Meghan mengirim surat proteskepada pengacara feminis Gloria Allred perihal tagline iklan yang memposisikan perempuan hanya bekerja di dapur saja. Sebulan kemudian surat Meghan membuahkan perubahan dengan digantinya tagline iklan itu.

Saat dewasa, Meghan Markle mendedikasikan diri untuk aktivitas sosial, lingkungan dan memperjuangkan hak perempuan. Ia pernah menjadi konselor lembaga amal One Young World, pembicara topik kesetaraan gender dan perbudakan di era modern untuk Annual Summit Dublin pada 2014, duta global untuk World Vision Canada, hingga jadi bagian Clean Water Campaign.

Susi Pudjiastuti

Sebelum menjabat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Ibu Susi dikenal sebagai pebisnis di bidang perikanan dan pemilik perusahaan penerbangan Susi Air. Beliau hanya mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SMA lalu fokus berbisnis. Meski demikian, wawasannya yang luas dan pemikirannya cerdas membawa beliau menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Bekerja dengan berbagai kebijakannya yang tegas terhadap penangkapan ilegal di wilayah Indonesia. Hingga akhir tahun 2018, Ibu Susi Pudjiastuti telah meraih lebih dari 30 penghargaan nasional dan internasional (sumber : Wikipedia), termasuk The BBC 100 Women tahun 2017 dan Leaders for a Living Planet Award dari WWF tahun 2016.

(Pelbagai sumber)