Categories
Intermezzo

Menyimak Sejarah Menarik di Seputar Perayaan Imlek

KOMPAS.com – Tahun baru China alias Imlek tahun 2019 ini jatuh pada tanggal 5 Februari. Imlek dirayakan berdasarkan penanggalan kalender lunar Tiongkok. Ini sebabnya, momen yang identik dengan warna merah ini juga disebut dengan tahun baru China.

Laman Reader’s Diggest merilis, kalender ini dimulai sejak abad ke 14 SM, saat pemerintahan Dinasti Shang. Tidak seperti kalender masehi yang kita kenal, kalender China mengalami pergeseran. Perhitungan tanggal disetel ulang setiap kali seorang kaisar baru mengambil alih pemerintahan. Lalu, karena diatur sesuai fase bulan dan titik balik matahari, tahun baru China pun bervariasi setiap tahunnya. Rata-rata, tahun baru China dimulai saat munculnya bulan baru yang terjadi antara akhir Januari dan akhir Februari di kalender masehi.

Tahun baru China berlangsung sampai Festival Lentara, yaitu saat bulan purnama muncul, yang biasanya berlangsung selama 15 hari. Angpao Biasanya, orang-orang yang merayakannya akan membagikan angpao alias uang dalam amplop merah, sebuah kebiasan yang sudah ada sejak zaman kuno. Namun, ada banyak versi mengenai asal mula tradisi pembagian angpao. Menurut para peneliti di University of California, legenda populer dari Dinasti Sung adalah asal muasal adanya tradisi pembagian angpao. Legenda itu menceritakan seorang anak yatim piatu yang memenangkan pertempuran melawan iblis selama masa pemerintahan Dinasti Sung. Ia berhasil memenangkan pertempuran melawan iblis besar yang meneror Desa Chain-Chieu. Sebagai hadiah, para tetua desa memberinya sebuah amplop merah penuh uang.

Namun, apa pun kepercayaanya, amplop merah menjadi bagian penting dari perayaan imlek hingga hari ini. Selain amplop merah, petasan juga menjadi bagian penting dalam perayaan imlek karena dianggap sebagai penangkal roh jahat di masa lalu. Baca juga: Mengapa Merah Menjadi Warna Resmi Saat Perayaan Imlek? Perayaan imlek juga identik dengan beberapa makanan, seperti dimsum dan kue keranjang. Dimsum biasanya dibuat saat acara keluarga khusus.

Tradisi ini berasal dari China utara yag kini juga menjadi bagian penting saat merayakan imlek. Sementara itu, kue keranjang yang juga disebut Nian Gao memiliki makna khusus bagi etnis Tionghoa. Seorang sarjana China abad ke 17 mengatakan, Niao Gao memiliki makna menjadi mulia dengan harapan yang tinggi setiap tahun. Setiap tahun baru, mereka yang merayakannya tentu ingin menjadi pribadi dan kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru. Tahun baru China ini tak hanya dirayakan oleh masyarakat yang tinggal di negeri tirai bambu. Imlek juga dirayakan di daerah yang memiliki populasi etnis Tionghoa.

Tahun Baru Imlek yang dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa ini memiliki pengaruh besar pada negara-negara yang tinggal di sekitar China, misalnya Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). Di Solo, misalnya, Imlek di rayakan dengan memasang lampion dan dekorasi oriental bewarna serba merah di kawasan Pasar Gede. Tak hanya sekadar memasang lampion dan ornamen oriental, imlek di kota Solo juga diramaikan dengan tradisi Grebeg Sudiro yang telah digelar pada hari Minggu (3/2/2019) lalu.

sumber: https://lifestyle.kompas.com/read/2019/02/04/144705520/menyimak-sejarah-menarik-di-seputar-perayaan-imlek